Informasi Prakiraan Musim Hujan / Prakiraan Musim Kemarau Provinsi NTT.. Sinergi Melayani.. #iklimntt..

Musim NTT - Iklim NTT

Informasi Prakiraan Musim NTT

Team Operasional Staklim Kupang

Prakiraan Musim NTT

Kab. NTT

Hilman Firmansyah / 17-02-2021

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau yang diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap bulan September.

Kata Pengantar

Posisi geografis Indonesia yang terletak di daerah tropis, di antara Benua Asia dan Benua Australia, di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, dilalui garis khatulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, serta dikelilingi oleh luasnya lautan, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki tingkat keragaman cuaca dan iklim yang tinggi.
Keragaman iklim Indonesia dipengaruhi oleh antara lain fenomena global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD), fenomena regional, seperti sirkulasi angin monsun Asia - Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan kondisi suhu permukaan laut di sekitar wilayah Indonesia. Sementara itu, kondisi topografi wilayah Indonesia yang merupakan daerah pegunungan, berlembah, banyak pantai, merupakan faktor lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Berdasarkan hasil analisis data rata-rata 30 tahun (1981-2010), wilayah Indonesia memiliki 407 pola iklim, dimana 342 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yang umumnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan musim kemarau, sedangkan 65 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM adalah daerah dimana sepanjang tahun curah hujannya selalu tinggi atau selalu rendah.

Fenomena yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia :

  1. El Nino Southern Oscillation (ENSO)
  2. El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu permukaan laut di wilayah Ekuator Pasifik Tengah dimana jika anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya) maka disebut El Nino. Sebaliknya, jika anomali suhu permukaan lautnya negatif disebut La Nina. Pengaruh El Nino terhadap curah hujan di Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kondisi suhu perairan wilayah Indonesia. El Nino berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara signifikan bila bersamaan dengan kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin (anomali negatif). Namun bila kondisi suhu perairan lebih hangat (anomali positif), El Nino tidak signikan mempengaruhi curah hujan di Indonesia. Sedangkan La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia. Pengaruh El Nino dan La Nina juga tergantung musim. Mengingat luasnya wilayah Indonesia, dampak El Nino / La Nina tidaklah merata atau seragam di seluruh wilayah.

  3. Indian Ocean Dipole (IOD)
  4. Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi laut–atmosfer di Samudera Hindia yang dimonitor melalui perhitungan perbedaan nilai antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika (West Tropical Indian Ocean, WTIO) dengan perairan di sebelah barat Sumatera (Southeast Tropical Indian Ocean, SETIO). Perbedaan nilai anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Index (DMI). Kejadian IOD positif, umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia terutama di bagian barat. Sedangkan nilai IOD negatif, berdampak terhadap meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

  5. Sirkulasi Monsun Asia – Australia
  6. Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di daratan Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia berubah arahnya secara musiman, atau biasa disebut angin monsun.
    Angin monsun didefinisikan sebagai sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap (kurang lebih) setengah tahun sekali. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia dan umumnya berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia dan biasanya berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.

  7. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
  8. ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi berubah mengikuti pergerakan semu matahari ke arah utara dan selatan garis khatulistiwa, yang menjadi pertemuan massa udara dari belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan.

  9. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia
  10. Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut dingin maka potensi kandungan uap air di atmosfer sedikit, sebaliknya panasnya suhu permukaan laut berpotensi menimbulkan banyaknya uap air di atmosfer.

Prakiraan Musim Hujan / Musim Kemarau

Prakiran Musim Hujan / Musim Kemarau Zona Musim di Nusa Tenggara Timur ini memuat informasi Prakiraan Musim Hujan / Musim Kemarau, Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan / Musim Kemarau terhadap rata-ratanya atau normalnya selama 30 tahun (1981 - 2010), Sifat Hujan selama Musim Hujan / Musim Kemarau dan Luas Zona Musim terhadap Prakiraaan Awal Musim Hujan / Musim Kemarau. Nilai rata-rata yang digunakan saat ini merupakan hasil pemuktahiran rata-rata sebelumnya (periode 1981 - 2010).
Dengan diterbitkannya Prakiraan Musim Hujan / Musim Kemarau Zona Musim di Nusa Tenggara Timur ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung kegiatan di berbagai sektor pembangunan.

Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut

Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan aktivitas fenomena iklim, meliputi : El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), Sirkulasi Monsun Asia - Australia, Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan Suhu Permukaan Laut Indonesia.
Bagaimana hasil monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut tersebut yang akan terjadi pada Musim Hujan / Musim Kemarau NTT??..

Untuk informasi lebih lengkap..


Musim Hujan NTT Musim Kemarau NTT

Untuk keperluan operasional di lapangan, diharapkan agar mengacu pada “Informasi terbaru yang dikeluarkan BMKG setiap bulan” yang merupakan pemutakhiran dari prakiraan sebelumnya.
Untuk meningkatkan akurasi prakiraan dan penyampaian informasi yang lebih cepat sampai ke pengguna, maka diharapkan dukungan dari instansi-instansi terkait untuk mengadakan pengamatan iklim secara berkesinambungan dan mengirim data iklim harian pada kesempatan pertama.

Stasiun Klimatologi Kupang; @staklimkupang - #staklimkupang

Update Informasi Iklim NTT melalui Media Sosial :

staklim.kupang

staklim_kupang

staklim.kupang

Staklim Kupang


BMKGStasiun Klimatologi Kupang

Jl. Timor Raya KM. 10,7 Lasiana, Kupang - NTT; 85361

Email Administrasi :

staklim.kupang[at]bmkg.go.id

staklim_lasiana[at]yahoo.com

Email Operasional :

staklim.kupang[at]gmail.com

Hubungi Kami :

*) Hubungi kami pada Hari dan Jam Kerja

Phone / Facs :

(0380)881681 / (0380)881680
Whatsapp : +62813-3835-5845

staklim kupangStasiun Klimatologi Kupang - ©Copyright 2024

Design by @Juragandlieur